ilustrasi gula. foto ist |
Bandar Lampung- Menjelang pemilihan gubernur (pilgub) Lampung 2018, akademisi
Universitas Lampung, Yusdianto menolak ‘politik gula’ pada perhelatan pilkada
serentak tersebut.
"Pilgub lalu disinyalir ada politik gula. Tahun 2018 ini jangan ada
lagi. Kita harus lawan itu (politik gula). Kita minta kepada elit harus jujur. Karena
Bisa merusak demokrasi," kata Yusdianto dalam diskusi publik politik
transaksional dan pengaruh intervensi korporasi dalam pilgub 2018 di Cafe Wood
Stairs, Kamis (19/10).
Dosen Hukum itu menilai, calon kepala daerah bukan ditentukan oleh pihak corporet
(perusahaan). Namun, menurut dia, masyarakatlah yang harus menentukan calon itu
sendiri. "Bagimanapun kita harus berjuang,
masyarakat yang menentukan siapa calon terbaik yang punya rekam jejak yang
baik," kata dia.
Yusdianto berharap, pilgub 2018, pihak penyelenggara usai menetapkan
pasangan calon agar dapat terus dipantau dan tidak diintervensi oleh pihak manapun.
"Kita minta teman-teman bekerja dengan benar, dan memastikan calon itu,
supaya tidak mendapat intervensi dari siapapun,”jelasnya.
Ditambahkanya, demokrasi nanti agar
tetap dijaga dan tidak dibajak oleh koorporeate.
Ia berharap, semua elit politik untuk menjunjung politik dan santun ke
masyarakat jangan sampai merusak demokrasi.
"Mari sama-sama menyuarakan pilgub kedepan harus jujur dan jangan mau diintervensi
koorporate. Jangan masuk lubang sama. Pililah pilgub karena kebutuhan
masyarakat dan bisa bekerja untuk masyarakat,”jelasnya. Pililah
calon yang sudah berpengalaman dan memiliki pengetahuan serta integritas untuk
Lampung,"katanya.(wawan)
Post A Comment: