foto ilustrasi. ist 
Tanggamus- Dari informasi yang ada saat ini masih terdapat sekitar 28 desa atau pekon yang masuk katagori miskin di Tanggamus. Hal ini mengalami penurunan dari sebelumnya sekitar 100 desa. 

Namun, walaupun mengalami penurunan tetap saja hal ini masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi pemkab setempat. 

Bertalian dengan itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tanggamus menggelar Rapat Kerja Tekhnis Penanganan Kemiskinan Tahun 2018, di Hotel 21 Gisting, Selasa (10/4\2018).

Rapat kerja tekhnis penanggulangan kemiskinan itu melibatkan seluruh Kepala Inatansi BUMN/BUMD, pimpinan perusahaan serta camat Se-Kabupaten Tanggamus.

Dalam arahan Bupati Tanggamus Ir. Zainal Abidin yang diwakili oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Ir. Karjiono menyampaikan bahwa dari info terakhir Kabupaten Tanggamus tinggal 28 desa/pekon lagi masih termasuk kategori miskin, yang sebelumnya terdapat 100 desa/pekon miskin.

"Hal tersebut merupan tanggung jawab dan pekerjaan kita bersama, OPD dengan program-program  dan kegiatannya serta seluruh camat dengan ketersediaan dana yang ada di desa," katanya.  

Karjiono menerangkan, dengan ketersedian dana desa dan dari dana bagi hasil yang jumlahnya mungkin ada yang lebih dari satu Miliyar dan dengan tiga komponen tersebut ditambah dengan dana dari Pemprov untuk desa yang masuk dalam program Gerbang Saburai. 

"Kami meyakini dengan banyaknya dana yang tercurah ke desa-desa tersebut  mampu membantu untuk meningkatkan kemajuan dan kuwalitas desa. Sehingga sumber-sumber yang menjadikan desa tersebut miskin dapat teratasi dan tidak ada lagi keberadaan Desa miskin dan tertinggal lagi di Kabupaten Tanggamus," ungkapnya.  

Sementara itu, Kepala Bappeda Tanggamus Hendra Wijaya Mega mengungkapkan, persentase jumlah kemiskinan di Tanggamus tahun 2017 berdasar data dari BPS Tanggamus sebesar 14,25 persen, kemudian di awal tahun 2018 turun menjadi 13,25 persen. 

Bappeda Tanggamus dan BUMN/BUMD serta pihak perusahaan melaksanakan Rakernis untuk mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Tanggamus, di Hotel 21 Kecamatan Gisting, Selasa (10/4).foto agus Pikiranlampung
"Untuk mengentaskan kemiskinan di Tanggamus ini perlu kerja keras antar stake holder, maka dari itu untuk pertama kalinya kita mengadakan rakernis yang difasilitasi oleh Bappeda. Targetnya selama dua tahun kedepan kemiskinan di Tanggamus turun diangka 11 persen atau peringkat ke 8 dari 15 kabupaten/kota," kata Hendra. 

Dilanjutkan Hendra, bahwa dalam rakernis ini memang sengaja mengundang seluruh camat ditambah adanya dukung dari dunia usaha. 

"Camat lebih tahu potensi apa yang bisa dikembangkan diwilayahnya begitu juga pihak swasta dengan membuka lapangan pekerjaan. Maka itu dalam rakernis ini kita menyamakan persepsi sebab sekarang sudah ada dana desa (DD) dan program gerbang Saburai, terlebih Presiden RI Joko Widodo sudah mengintruksikan pengentasan kemiskinan melalui program padat karya," terangnya. 

Lebih lanjut Hendra menjelaskan bahwa pemkab memfokuskan tiga sektor sebagai upaya mengurangi kemiskinan yakni sektor pendidikan, ekonomi kerakyatan dan program manfaat.

"Ketiga sektor ini harus diawasi, misal kalau pendidikan camat dan dinas pendidikan lalu program manfaat seperti program keluarga harapan (PKH) juga begitu sehingga program bantuan tepat sasaran," pungkas Hendra. (Agus). 

Post A Comment: