Bandar Lampung --Banyak hal positif yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu sambil berbuka puasa, terutama untuk kalangan generasi muda. Selain di masjid atau mussala, ruang terbuka juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan yang positif.

 Salah satunya adala belajar melukis  d di Taman Budaya Lampung. Corat  coret sketsa dan belajar melukis atau melukis bersama, ngobrol seni rupa. Diskusi sampai kolaborasi melukis keroyokan seluruh peserta Sore Seru, menjadi ajang ikatan emosional pelukis Lampung lintas generasi dari perupa senior sampai pemula. Kegiatan inini digel di arena terbuka Dewan Kesenian Lampung mulai tangtal 10 s/d 12 Mei 2019.

Pelukis yang dikenal sangat individu, ternyata bisa guyub dalam satu ajang kreatif yang digelar selama tiga hari. Dengan peserta sekitar 100 orang dari berbagai komunitas di seluruh Lampung.

Ajang ini diikuyi oleh peserta Kelompok Sketsa Lampung beranggotakan 39 orang dari Metro Pusat. Ketua Ruli/Yinpo. Kelompok yang berdiri sejak Tahun 2015. Menjadi ajang berkumpul penghoby menggambar di Kota Metro.
Kemudian 30 Siswa SMKN dibawah pimpinan Guru Pembibing Seni rupa Eko ( Perupa Lampung).
- 18 Santri dari Ponpes Yatim Piatu Penghafal Qur'an Riyadhus Solikhin, pimpinan Haji Ismail Zulkarnain, dengan menampilkan Da' wah Seru melukis kaligrafi indah "Asmaul Husna".
- Sekolah Melukis Papa Joe dengan 15  siswanya melukis Tote Bag, tas belanja indah kreasi sendiri untuk mengurangi polusi kertas kresek.

Turut meramaikan Pelukis senior Suyitno. Pelukis dan pengrajin Zen dari Lampung Selatan dan Komikus Lampung Ketut Okta Bayuna dengan menampilkan karya ilustrasi komik dan cara membuat ilustrasi dengan baik.
Dan masih banyak lagi peserta umum dari komunitas sanggar dan perorangan.

Bertindak sebagai Tutor: Ari Susiwa Manangisi. Bambang SBY. Yen Junaidi. Lila Ayu Arini Yulius Bernadi dan Bunga Ilalang.

Dengan gembira Seru, Ari menjelaskan teknik melukis landscape air terjun yang banyak terdapat di Lampung, dan langsung dipraktekan peserta pelatihan kelompok Sketsa Lampung dari Metro.

Pada puncak acara seluruh peserta dan pelukis berkolaborasi  melukis Ornamen Lampung dalam satu kesatuan diatas kanvas ukuran 3mX1,5m.
Prosesi acara berlangsunng gayeng dalam alunan lagu dan petikan gitar Habibi SBY dan Arif Gimbal yang dengan setia mengiringi para perupa dan sesekali mereka menyanyi bersama penuh gembira sambil berkarya, sebagian perupa bahkan masih melanjutkan belajar melukis landscape bersama setelah sholat dan berbuka hingga pukul 22.00 WIB.

Bagus Pribadi (Avip) pada awak media sangat memuji acara tersebut: "Wiihh keren neh..., Karya keroyokan. Jangan lihat hasilnya. Tapi patut kita puji spirit kebersamaannya.
Kalau saja rutin kanvas dibikin 'riungan' begini, saya yakin giroh "Berjuang untuk bersama Seniman Lampung" akan semakin asyiiikkk...." Ujar Avip.
Syafril Yamin Rajo Gamolan dari Komite Tradisional memberi komentar dengan mengutip kata bijak dari Pun Edward.
Kita ini harus "SALING MEMBESARKAN...tidak Saling Mengkerdilkan". Dalam Bahasa Lampung nya: "Se iwenan. Se tulungan. Se angkonan. SE balakan. Dang SE cadangan." Ujar Lil.
Pada akhir acara dari Komite Seni Rupa, Lila Ayu Arini. Yulius Bernadi dan Ketua Komite Seni Rupa Yen Junaidi mengicapkan Banyak terimakasih dan mengapresiasi setingi-tingginya pada sponsor dari: Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI). Warkop WAW dan dukungan dari berbagai media :
rmollampung.com. pikiranlampung.com
mediafaktanews.com
titikmata.com. deklarasinews.com
pelitaekspres.com. sumaterapost.co
onlinekoe.com. inspiratif.co.id. duajurai.co dan Tabloid Media Pendidikan. Tanpa peranan media, perjuangan kami tidak tercatat, tersiar dan hilang begitu saja. (*/Ibas)

Post A Comment: