Tanggamus(Pikiran Lampung)-Bimtek Kader Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Kesbangpol Kabupaten Tanggamus menghadirkan narasumber dari berbagai unsur Forkompinda.

Bimtek yang akan berlangsung selama 3 hari itu, dibuka Wakil Bupati Tanggamus sekira pukul 10.15 WIB pada Senin (29/7/2019).

Di hari pertama Bimtek, para peserta yang merupakan pemuda-pemudi perwakilan dari 299 Pekon se-Kabupaten Tanggamus tersebut, menghadirkan narasumber Ketua DPRD Tanggamus, Kapolres Tanggamus, Kajari Tanggamus dan Dandim 0424 Tanggamus.

Mengawali sambutannya sebagai narasumber, Ketua DPRD Tanggamus Heri Agus Setiawan mengungkapkan bahwa dirinya merasa cukup bangga dengan kegiatan Bimtek Kader Kebangsaan tersebut, karna menurutnya di Provinsi Lampung belum ada Bintek Keder Kebangsaan seperti ini.

"Bapak dan ibu sekalian diutus oleh Camat masing-masing tentunya adalah orang-orang yang terpilih yang sudah memiliki kapasitas apalagi terkait dengan materi nanti yang akan disampaikan yakni revitalisasi nilai-nilai Pancasila tentunya sudah tidak asing lagi dan sudah sangat paham sebab itu saya lebih nyaman kalau kita disini adalah sebagai teman diskusi," ungkapnya, Senin (29/7/2019).

Heri Agus Setiawan mengungkapkan bahwa kita pernah memiliki kerajaan Sriwijaya dan Majapahit yang kala itu wilayah kekuasaannya sampai ke semenanjung Malaya lebih luas dari wilayah NKRI saat ini dan kejayaan-kejayaan itu tentunya bukti otentik bahwa nenek moyang kita adalah manusia manusia yang berkualitas yang memiliki daya juang dan tentunya sudah melebihi teknologi dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain sehingga nenek moyang kita juga bisa menguasai daratan dan lautan yang cukup luas.

"Untuk menguasai daratan dan lautan seluas itu, diperlukan teknologi terutama alat transportasi yang lebih modern dengan bangsa-bangsa lain dan memahami bahwa modernitas itu adalah milik satu generasi. Hari ini kita merasa bahwa kita manusia modern tapi 50 tahun atau 100 tahun lagi mungkin sudah dianggap generasi terbelakang karena tentunya mereka sudah punya teknologi yang lebih canggih lagi dibandingkan pada hari ini," ungkapnya.

Heri Agus Setiawn menyampaikan bahwa saat ini bangsa Indonesia menghadapi persaingan yang sangat keras di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara di dunia. Setiap negara berkepentingan untuk menjaga eksistensi negaranya, eksistensi negara itu tidak hanya persoalan persenjataan modern tidak hanya persoalan kemampuan ekonominya tapi ketahanan.

"Sebuah negara itu yang paling penting adalah persatuan dan kesatuannya, kita lihat wilayah kita dari Lima Pulau besar dan pulau-pulau kecil, ini adalah sebuah kondisi geografis yang langka, tidak semua negara di dunia memiliki kondisi geografis seperti ini. Dari sisi pertahanan dan keamanan kondisi geografis seperti ini akan sangat sulit untuk negara lainnya masuk, tapi banyaknya  suku bangsa maka sangat mudah untuk melakukan politik pecah belah, itulah yang terjadi pada saat itu sehingga sejarah kerajaan-kerajaan nusantara kita Majapahit dan Sriwijaya bisa dipecah belah. Adu domba baik dengan efek baju agama, Suku dan segala bentuk keragaman masing-masing, dan merasa dirinya paling benar dan paling terkenal," ujarnya.

Selanjutnya Ketua DPRD Tanggamus itu menerangkan, tantangan kehidupan kebangsaan Indonesia saat ini dan nanti adalah tantangan Eksternal yang berupa arus gelombang globalisasi antar Idiologi melalui media massa. Berikutnya adalah tantangan Internal yang bersumber dari keragaman kebudayaan Suku, Agama dan Ras. Lalu melemahnya penghayatan terhadap nilai-nilai pencasila akibat dari ketidak mampuan mengelola tantangan.

"Tantangan yang paling besar bagi kader ini nanti adalah masalah Pilkakon serentak yang bisa menimbulkan potensi komplik, karna pilkakon saat ini beda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena saat ini sudah ada dana desa yang begitu besar dan ada sebagian yang masih bertahan dengan jabatannya walaupun dana tersebut untuk pembangunan dan kemajuan desa," terangnya.

Sementara Dandim 0424 Tanggamus yang diwakili Mayor Inf Suhada Erwin (Kasdim 0424 Tanggamus) menyampaikan, bangsa Indonesia diapit oleh 2 Benua dan 2 Samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hidia. Indonesia adalah bangsa yang besar dengan jumlah penduduk 250 Juta terdiri dari 500an Suku bangsa dengan 1.025 Tapak budaya yang mendiami 17.504 Pulau dengan Luas 1.922.570 km2.

"Bhinneka tunggal Ika adalah pemersatu bangsa Indonesia dan kepercayaan atau agama, nilai toleransi bangsa Indonesia harus tetap kita pertahankan karna saat ini nilai toleransi kita sudah mulai surut, padahal ini merupakan satu sikap yang mau memahami orang lain sehingga komunikasi dapat berlangsung secara baik," ujarnya.

Kemudian, lanjut Kasdim, nilai leluhur kita seperti nilai Gotong Royong Merupakan suatu sikap untuk membantu pihak atau orang yang lemah agar sama-sama mencapai tujuan.

"Nilai Religius kita memiliki nilai spritual yang tinggi berdasarkan agama dan keyakinan yang dipeluk nya memiliki toleransi yang tinggi terhadap pemeluk agama dan kayakinan yang lain," katanya.

Selain itu, ungkap Kasdim, nilai kekeluargaan memiliki nilai kebersamaan dan senasib sepenanggunan dengan sesama warga negara tanpa membedakan asal usul keyakinan dan budaya,Nilai kerakyatan kita memiliki sifat keberpihakan kepada rakyat Indonesia dalam merumuskan dan menginflimetasikan kebijakan pemerintah negara yang datang dari rakyat untuk rakyat,kalau kita melihat bangsa kita saat ini sudah mulai kehilangan karakter sehingga negeri ini juga telah kehilangan karakternya,

"Agama mempunyai kontribusi yang berpengaruh terhadap dinamika kehidupan berbangsa dan bermasyarakat secara negatif. Mengklaim kebenaran (Trust Claim) atas agama kerap menjadi sumber konflik yang berkepanjangan," ungkapnya.

Penutup, Kasdim menjelaskan, Indonesia memiliki potensi kekuatan dan berbagai keunggulan dan juga memiliki kelemahan, selalu ego dengan suku dan agamanya masing-masing.

"Mari kita ajak seluruh keluarga kita untuk sama sama menjaga NKRI ini agar tetap utuh dengan semboyan saya bangga jadi Indonesia," harap Kasdim. (Agus).

Post A Comment: