Lamsel (Pikiran Lampung)-PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) memperkenalkan mobil pengering jagung (Mobile Corn Dryer) yang merupakan hasil kerjasama dengan Kementerian Pertanian RI pada ajang Pekan Daerah (PEDA) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) XVI tingkat Provinsi Lampung yang dipusatkan di Lampung Selatan.

Deputi General Manager PT. CPI, Hadi Widajat, Rabu(17/10/19), mengatakan untuk mendukung program swasembada pangan, khususnya untuk jagung, PT CPI bekerja sama dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengembangkan konsep fasilitas pengeringan jagung yang dapat berpindah secara mudah ke lokasi panen jagung.

"Beberapa kelebihan yang didapatkan petani jagung dari konsep ini adalah dapat meningkatkan waktu simpan setelah dikeringkan, melancarkan tata niaga, mendapatkan kualitas lebih baik dan pada akhirnya dapat menikmati harga yang lebih baik dan sudah memiliki kadar air yang lebih rendah," ujar Hadi Widaja, Rabu (17/7/2019). Dengan segala kelebihannya ini, maka mobil ini layak disebut'Sahabat'para petani jagung.

Dijelaskannya, konsep Mobile Corn Dryer mulai diperkenalkan pada awal tahun 2018 kepada Kementerian Pertanian oleh PT Charoen Pokphand Indonesia dalam upaya meningkatkan penyerapan jagung secara langsung dari petani yang merupakan bahan baku utama pakan ternak.

Dikatakan Hadi, berkat pengarahan dan dukungan penuh dari Kementerian Pertanian maka Prototipe pertama diawali dengan menggunakan 3 unit truk, pengembangan terus berlanjut sampai dengan desain yang dapat diminiaturkan menjadi hanya 1 unit truk tanpa mengurangi fungsi dan kapasitas yang ditetapkan pada desain awal.

Keberhasilan ini diwujudkan pada pembuatan prototipe yang dipamerkan pada Indo Livestock 2018, pada saat tersebut di hadiri oleh Presiden RI, Jokowi, yang dimana pada saat peninjauan, Presiden memberikan tantangan dan semangat untuk membuat yang lebih baik, lebih efisien dan tepat guna sehingga dapat langsung bermanfaat untuk para petani jagung.

Prototipe ke-2 ini selanjutnya akan diserahkan kepada Kementerian Pertanian dalam hal ini Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, sebagai “proof of concept” yang tentunya dapat disempurnakan lebih lanjut.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap petani jagung, maka pengembangan prototipe terus dilakukan, hingga saat ini telah mencapai prototipe versi 2.3, dimana pada 29 Agustus 2018 sudah dilakukan uji coba lapangan perdana pada panen jagung di Lampung Selatan, lalu pada 15 Februari 2019 lalu kembali dilakukan uji coba lapangan pada acara panen raya jagung di Tuban yang dilakukan oleh Menteri Pertanian. Saat ini dilakukan uji coba lapangan pada acara panen raya jagung di Blora, berikutnya akan terus dilakukan uji coba secara berkala di beberapa sentra produksi jagung untuk memberikan bukti implementasi nyata atas kegunaan dari Mobile Corn Dryer pada pertanian jagung di negeri ini.

"Saya berharap Mobile Corn Dryer yang merupakan hasil karya anak bangsa ini dapat menjadi sebuah potensi solusi dalam mengatasi masalah pasca panen jagung yang selama ini selalu dihadapi oleh petani saat menjual hasil produksinya bernilai minimum," kata Hadi.

Salah seorang petani di Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Eko Yudianto mengaku alat tersebut sangat membantu petani terutama saat musim penghujan, dimana masalah penjemuran jagung untuk menurunkan kadar air menjadi terhambat.

Menurutnya, petani akan banyak merugi jika jagung hasil panen tidak cepat dilakukan pengeringan, adanya mesin pengering akan membantu petani agar mendapat harga yang baik untuk komoditi jagung.

"Mesin pengering ini sangat membantu petani terutama saat musim penghujan  dan membantu petani mendapat hasil terbaik," ujar Eko Yudianto

Dirinya berharap pemerintah bisa membantu kelompok tani dengan memberikan bantuan mesin pengering seperti ini guna membantu para petani untuk maju sehingga dapat menunjang perekonomian.(adv/wan)

Post A Comment: