Bandarlampung (Pikiran Lampung)-
Pembangunan dan peningkatan jalan yang dilakukan oleh Pemkot Bandarlampung perlu mendapat apresiasi. Namun, niat dan semangat pemkot di bawah komando sang Walikota Herman HN itu, terkadang bertolak belakang dengan yang ada di lapangan. Karena pembangunan ataupun perbaikan jalan, terutama jalan lingkungan terkadang diduga asal jadi dan berbau nepotismr alias KKN.Benarkah?..

Salah satu contohnya adalah, Peningkatan jalan Gang Raflesia RT.014 LK.I, ruas jalan Pulau Damar Kelurahan Way Dadi Baru Kecamatan Sukarame, Bandarlampung. Dimana, bila dilihat dari realisasi pekerjaanya diduga asal-asalan dan tidak sesuai ekspektasi warga setempat.
"Jujur saya kecewa mas melihat hasil pekerjaan jalan ini," ujar salah satu warga yang mengaku Jono, saat melintas di jalan tersebut, Senin (5/8)2019).
Warga setempat lainya juga mengaku, bahwa pekerjaan peningkatan jalan itu hanya dilakukan selama dua hari. "Cuma sebentar mas, sudah selesai lima hari lalu ini (red.) Tapi hanya dua hari saja pengerjaannya," kata dia.

Terpisah, salah satu pengendara, Arta warga Kedaton, kepada wartawan menyatakan bahwa peningkatan jalan ini diduga asal jadi. Melihat kondisi jalan yang banyak dilintasi serta padatnya kendaraan, diduga jalan tersebut akan cepat rusak. Selain itu, papan atau plang nama proyek juga tidak di lokasi tersebut.

Berdasarkan pantauan di http://lpse.bandarlampungkota.go.id CV. Putri Wibowo pemenang tender Peningkatan Peningkatan Gang Raflesia RT.014 LK.II Ruas Jalan Pulau Damar Kelurahan Way Dadi.

Dari data tersebut, terlihat ada indikasi KKN yang kuat. Sebab, hanya ada dua peserta yang ikut dalam lelang tersebut. Yakni CV Salsabila dan CV Putri Wibowo. Namun, CV Salsabila tak ikut dalam penawaran, sehingga CV Putri Wibowo, menang karena peserta tunggal dari penawaranya.
Perusaan yang beralamat di Jl. Pemuda Gg. Kweni No. 19/26 - Bandar Lampung menang penawaran Rp299 juta dari pagu anggaran Rp300 juta.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, para staf di Dinas Perkerjaan Umum Kota Bandar Lampung, terkesan saling lempar dan buang badan.

"Saya kurang paham mas. Karena disini ada tiga bidang. Pertama Bidang Cipta Karya, Bidang Sumber Daya Air dan Bidang Bina Marga. Jadi tiga bidang itu juga fokus pada pengerjaan jalan dan punya zonasi masing-masing," kata salah satu Staf.
Sementara ketika ditanya masalah keberadaan kadis dan kabid, mereka kompak menjawab sedang tidak ada di tempat.(Ki/bbl)

Post A Comment: