lisensi

Jumat, 15 November 2024, November 15, 2024 WIB
Last Updated 2024-11-15T15:39:55Z
Lampung

IWO Lampung Versi Edi Arsadad Mengaku Tetap Solid

Advertisement


Lamtim (Pikiran Lampung) ---
Tanggapi sekelompok orang mengaku telah membentuk kepengurusan Ikatan Wartawan Online (IWO) tandingan d ttingkat Provinsi maupun di beberapa Kabupaten, Ketua IWO Lampung, Edi Arsadad berseloroh IWO Memang seksi layaknya perempuan yang sedang mekar, jadi banyak yang mengincar.

"Saya berfikir positif saja, IWO inikan makin hari makin bersinar. Jadi wajar banyak yang pengen duduk di situ" Ujarnya.

Menurut Edi yang mengincar IWO bahkan bukan orang sembarangan, 

"Saya baca ada mantan ketua PWI, mantan anggota DPR dan macam macam lah, inikan artinya IWO bukan organisasi yang ecek ecek" Selorohnya saat ditemui disela sela rapat koordinasi (Rakor) jelang pelaksanaan UKW-IWO ke 2 tahun 2024, di Sribhawono Lampung Timur, 15/11/24.

Namun, Edi menegaskan bahwa IWO se-nusantara tetap satu komando di Mengaku Teuap bawah pimpinan ketua umum Dwi Christanto.

Saat ini pengurus IWO pusat dan Provinsi Lampung, tengah mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif baik untuk organisasi maupun umum.

"Kami terus berupaya meningkatkan SDM dikalangan Wartawan, dengan menggelar UKW tahap 2 tahun ini, jadi orang-orang seperti itu yang hendak merusak keharmonisan organisasi abaikan saja" kata Edi. 

Edi mengungkap, untuk bergabung di IWO tidaklah mudah, seorang wartawan yang akan bergabung melalui verifikasi yang ketat, sampai dengan akan diterbitkannya SK dari Pusat.

Kata Edi, setelah menjadi pengurus IWO, anggota tidak diperbolehkan menjadi pengurus partai politik atau menjadi pengurus organisasi wartawan lainnya.

"Wartawan yang akan bergabung di IWO, adalah benar-benar seorang wartawan. Terdaftar di media, benar-benar menulis, dan taat akan kode etik jurnalistik maupun anggaran dasar anggaran rumah tangga yang ada di organisasi" ungkapnya.

"Kami tidak menerima, wartawan abal-abal, apalagi preman ngaku wartawan, ujung ujungnya jadi makelar kasus. Ini yang merusak profesi wartawan " imbuhnya.(Arsan)