Advertisement
Bandarlampung (Pikiran Lampung)- Malam pertama bulan Suci Ramadan 2025, sejumlah pemukiman warga Kota Bandarlampung kembali alami kebanjiran.
Imbasnya, sejumlah warga tidak bisa melaksanakan solat
tarawih secara berjmaah di musola atau masjid terdekat. “ Iya pak rumah kami
kembali kebanjiran ini, tetangga kami sama semua, hujan kemarin malam cukup
deras jadi air masuk ke dalam rumah,”ujar Margareta, warga Bumi Waras
Telukbetung Bandarlampung, Minggu (1/3/2025).
Saat ini dia dan keluarga masih membersihkan sisa sampah
dan air yang ada di dalama rumah.
Untuk diketahui, Hujan
deras disertai angin yang melanda Kota Bandarlampung, menyebabkan sejumlah titik di kota tersebut
dilanda oleh banjir.
Berdasarkan pantauan dari video yang beredar, sejumlah
lokasi di Kecamatan Teluk Betung Timur diterjang oleh banjir yang disebabkan
oleh meluapnya sungai yang ada di wilayah itu.
Hujan dengan intensitas tinggi juga terpantau merendam
sejumlah jalan di Kota Bandarlmpung, seperti di Panglima Polim, Pramuka dan ZA
Pagar Alam.
Di Jalan ZA Pagar Alam, air terlihat menggenang di tengah
jalan seukuran kaki orang dewasa sehingga menyebabkan kendaraan baik roda dua
maupun roda empat harus menghentikan perjalanannya.
Bahkan, sejumlah kendaraan roda dua yang menerobos
genangan air tersebut mengalami mati mesin. Selain itu, akibat dari banyaknya
kendaraan yang berhenti di jalan, turut mengakibatkan kemacetan hingga jalan
layang.
Sementara itu, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal (Kiay
Mirz) langsung turun tinjau banjir, walaupun baru pulang dari retret di
Magelang.
Dalam Kesempatan itu, Gubernur Mirza mengatakan bahwa
dengan merapikan bangunan di sepadan sungai dapat menjadi solusi dalam
mengatasi bencana banjir yang terjadi berulang di Kota Bandarlampung.
"Saya rasa Wali Kota Bandarlampung harus tegas
mengenai pembangunan ataupun lokasi bangunan-bangunan yang ada di sepadan
sungai agar dapat dirapikan ke depan," ujar Rahmat Mirzani Djausal saat
meninjau lokasi banjir di Bandarlampung, Sabtu.
Ia mengatakan hal tersebut harus dilakukan sebab, banyak
jalur aliran air dan sungai yang menyempit akibat banyak bangunan di atas
sepadan sungai. Dan hal itu menyebabkan air meluap ke daratan saat curah hujan
tinggi.
"Ini harus dirapikan karena berakibat fatal bagi
warga sekitar dan kasihan juga mereka kebanjiran terus. Lihat saja kalau di
sepadan sungai ada bangunan saat air deras tentu airnya meluap dan itu jadi
penyebab banjir," katanya.
Dia menjelaskan ada beberapa lokasi yang terdampak banjir
kali ini merupakan daerah yang sungai ataupun aliran airnya telah dilakukan
pengerukan sedimentasi, sehingga diperlukan solusi lainnya untuk mengatasi
banjir di Kota Bandarlampung.
"Semalam bersama Wali Kota kami baru selesai retret
di Magelang dan tadi sudah keliling melihat lokasi banjir. Ternyata daerah yang
terdampak ini ada daerah yang sudah dilakukan pengerukan sedimentasi pekan
kemarin. Ternyata banjir yang terjadi di Bandarlampung ini tidak bisa ditangani
sendiri sebab debit air juga bersumber dari luar kota jadi harus ada koordinasi
yang baik antara kabupaten sekitar," tambahnya.
Menurutnya, di sekitar aliran sungai dan aliran air di
Kota Bandarlampung yang penuh dengan sampah, sehingga perlu peran masyarakat
untuk tetap membuang sampah pada tempatnya.
"Sampah-sampah ini sudah kami bersihkan tadi, tapi
memang ini harus diselesaikan bersama dengan komprehensif antara pemerintah
pusat sebagai pemilik anggaran dan perencana, pemerintah provinsi serta
kabupaten kota untuk menangani banjir ini," tambahnya. (ant/p1)