Tanggamus (Pikiran Lampung)--Baby blues syndrome adalah kondisi ketika seorang ibu mengalami depresi ringan pasca melahirkan. Meski terkadang terlihat sepele, kondisi ini bisa berdampak buruk bagi ibu maupun bayi apabila tidak segera ditangani. Selain itu Baby blues dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan kecerdasan anak.
Hal tersebut di sampaikan Narasumber Fitroh Rizki Khoirun Nisa, A.Md. bidan desa Margodadi Kecamatan Sumber Rejo Kabupaten Tanggamus dalam kegiatan sosialisasi edukasi di Balai Pekon (desa) setempat, Jum'at (9/8).
"baby blues adalah perubahan mood atau suasana hati seorang ibu pasca melahirkan yang cepat berubah dalam satu waktu, gejala yang dirasakan yaitu emosi labil, muncul rasa takut tak beralasan, sulit tidur hingga sakit kepala, serta faktor yang menyebabkan baby blues yaitu faktor hormon, berhubungan dengan pola asuh, serta faktor sosial" Tutur nya.
Kegiatan sosialisasi yang bertema " Menjadi ibu hebat dan bahagia" Ini sedikitnya di hadiri 30 peserta warga setempat dengan sasaran Remaja, PUS (pasangan usia subur) Ibu Hamil dan Ibu yang memiliki balita dibawah 5 tahun.
Salah satu peserta seminar Sumarni (40) mengaku sangat antusias mengikuti seminar parenting seperti ini, karena menurut Sumarni pasca melahirkan seorang ibu membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar terutama orang-orang terdekat.
" Saya sendiri mengalami gangguan kesehatan mental sering kali menyebabkan ibu merasa lebih emosional dan sensitif setelah melahirkan, seperti mudah sedih, marah, dan menangis" Ujar Sumarni.
Kegiatan sosialisasi edukasi tersebut di selenggarakan oleh mahasiswa kuliah kerja nyata ( KKN) Universitas Muhamadiyah Lampung sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. (ady)