Articles by "BKKBN DPR RI 20/06/2024"
Tampilkan postingan dengan label BKKBN DPR RI 20/06/2024. Tampilkan semua postingan


Lampung Tengah (Pikiran Lampung) - Ratusan warga dengan antusias menghadiri kegiatan Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja yang diselenggarakan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI bertempat di Balai Kampung Banjar Kertarahayu, Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah pada Kamis, 20 Juni 2024.

Diketahui, terselenggaranya kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk kemitraan penanganan stunting antara BKKBN bekerjasama beberapa mitra baik dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, serta NGO dalam Upaya Percepatan Penurunan. dan pada kesempatan tersebut, BKKBN bekerja sama dengan mitra strategis yaitu Komisi IX DPR RI.

Berkesempatan memberikan sambutan dan membuka kegiatan yaitu Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Lampung Tengah, I Nyoman Gunadiyasa, SP., MM.

Dalam sambutannya, beliau menyampaikan tentang pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanggulangi stunting. menurutnya, salah satu cara penanggulangan stunting adalah dengan membangun ketahanan pangan bagi masyarakat, salah satunya dengan cara menanam tanaman yang menjadi sumber makanan bergizi.

Mewakili Anggota Komisi IX DPR Itet Trdijajati Sumarijanto, Staff Ahli Komisi IX DPR RI, Markus Suryadi Parsege, S.Ip. menyampaikan bahwa BKKBN adalah mitra strategis dari Komisi IX DPR RI dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Oleh karena itu, dia menyebut pihaknya terus mendorong pemerintah pusat maupun daerah untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga pola hidup sehat sebagai salah satu mencegah terjadinya stunting pada balita.

Dia berharap kegiatan itu mampu memberikan informasi kepada seluruh pihak yang hadir tentang Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, sehingga dapat bersama-sama mencegah terjadinya stunting dalam keluarga.

Kemudian, mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, Ketua Tim Kerja Hubungan Antar Lembaga, Advokasi KIE dan Kehumasan, Intan Anissa Fitri, S.Sos menyampaikan tentang pentingnya penerapan 8 fungsi keluarga dalam membangun ketahanan keluarga. 

Intan berpendapat bahwa keluarga sebagai institusi terkecil berperan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk sumber kekuatan pembangunan.

Lebih lanjut, beliau juga menekankan pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif  bagi bayi hingga berusia enam bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi setelah kelahiran.

"ASI mengandung berbagai nutrisi penting bagi pertumbuhan bayi sehingga proses tumbuh kembang bayi maksimal Untuk itu, menurut dia, seorang ibu perlu memahami cara menyusui yang benar." jelasnya.

Sementara itu, Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PP & KB) Kabupaten Lampung Tengah, Rizal Kurniawan, MKM. Menyampaikan materi tentang konsep dasar stunting dan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Beliau menjelaskan dalam upaya pencegahan stunting perlu dilakukan optimalisasi pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) melalui pengasuhan dan  pemenuhan asupan gizi sejak janin dalam kandungan. Dimana fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia dua tahun (730 hari) atau biasa disebut periode emas.

Lebih lanjut, ia menyampaikan pada periode tersebut perlu keterlibatan semua komponen dalam keluarga, terutama ibu dan ayah dalam pengasuhan. Menurutnya, Seorang ayah memiliki peran penting dalam keluarga, dan memiliki dampak positif terhadap perkembangan kognitif, fisik dan perkembangan sosio emosional.

"Keterlibatan ayah dalam memberikan perhatian sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.” tegas Rizal

Beliau mengungkapkan, selama ini ayah hanya dianggap sebatas pendukung peran ibu. Padahal seorang ayah bisa mengambil peran pengasuhan yang sama baiknya dengan seorang ibu dalam mengenali dan merespon kebutuhan-kebutuhan anak yang lebih besar. Ayah juga dapat berperan sebagai guru, panutan atau pendamping / penasihat. (*)